Begini Cara Mengatasi Gangguan Konsentrasi Saat Di Kelas

Pesona Moderato FM Madiun

Begini Cara Mengatasi Gangguan Konsentrasi Saat Di Kelas

Tingkat konsentrasi merupakan hal yang penting sekali dalam kehidupan seseorang, baik dalam hal belajar ataupun kegiatan sehari-hari. Dengan konsentrasi, memungkinkan seseorang bisa fokus pada hal-hal yang harus dikerjakan. Pada sebagian anak, gangguan konsentrasi yang dialami seringkali membuat mereka menjadi tidak optimal belajar di sekolah. Sayangnya, sebagian orangtua dan guru tidak dapat mengenali gejalanya sejak dini, sehingga anak-anak tersebut mengalami hambatan dalam belajar. Idealnya, anak yang memiliki konsentrasi yang normal, mampu menyelesaikan tugas dalam waktu tertentu dan menunjukkan prestasi yang cukup baik serta berinteraksi dengan baik. Rumus sederhana yang bisa diterapkan orangtua dan guru untuk mendeteksi konsentrasi anak rumusnya adalah 3–5 menit dikalikan usia. Jadi, pada anak usia 2 tahun, misalnya, kemampuan berkonsentrasi idealnya adalah 6–10 menit. Jika kurang dari batas minimal tersebut maka, dapat dikatakan anak mengalami gangguan konsentrasi.

Konsentrasi pada anak dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti kurang menariknya materi, faktor lingkungan yang ramai, kesulitan anak untuk mengerjakan, anak tidak paham apa yang harus dilakukan dan lain sebagainya. Anak yang dikatakan memiliki kesulitan konsentrasi adalah bila tidak fokus dalam memperhatikan suatu hal atau perhatiannya terpecah dan mudah beralih. Jadi, untuk suatu pekerjaan, anak tidak bisa menuntaskannya.

Tanda-tanda lain yang perlu diperhatikan orangtua antara lainnya:

  • Perhatikan saat anak bermain, seringkah ia bergonta-ganti mainan dalam waktu yang singkat? Mungkin permainan tersebut kurang menarik, tetapi bisa juga karena ia kurang memilki konsentrasi yang baik dalam mengerjakan tugas.
  • Ketika anak diajak bicara, apakah ia melakukan kontak mata atau pandangan menuju pada hal-hal lain yang ada di sekitarnya? Bisa jadi banyak hal menarik, tetapi jika terus menerus tidak fokus pada saat diajak bicara kemungkinan anak alami masalah konsentrasi.
  • Ketika anak sedang mengerjakan sesuatu misalnya bermain, ia mudah teralihkan oleh hal lain yang ada disekitarnya sehingga tidak fokus pada apa yang ia kerjakan. Misalnya, anak menoleh, meninggalkan apa yang ia kerjakan, atau bertanya-tanya terus menerus.
  • Anak cenderung sulit untuk duduk tenang, terlihat gelisah dan seringkali harus diingatkan untuk menyelesaikan apa yang ia kerjakan.
  • Bisa saja sering terlihat melamun, sehingga apa yang dikerjakan tidak selesai.
  • Membutuhkan pengulangan-pengulangan informasi karena anak mudah sekali lupa terhadap apa yang disampaikan.

Bagaimana cara melatih konsentrasi anak?

  • Melatih anak berkonsentrasi mulai dengan memberikan tugas yang sederhana sampai tugas yang tingkat kesulitannya lebih tinggi. Latihlah anak untuk mampu konsentrasi dalam situasi yang berbeda-beda, mulai dari belajar sambil ditemani, belajar sendiri sampai belajar konsentrasi bersama teman-temannya.
  • Usahakan orang tua mampu berkreasi memberikan variasi kegiatan agar anak tidak bosan. Buat program kegiatan yang merangsang konsentrasi anak. Evaluasi rentang waktu konsentrasi anak, semakin sering latihan akan membuat daya konsentrasinya meningkat.
  • Menjumput (menggunakan jari jempol dan telunjuk) butiran kacang merah, jagung kedelai sambil menghitung jumlahnya, selain melatih konsentrasi juga melatih motorik halus anak.
  • Memindahkan air dari mangkuk/baskom ke dalam botol dengan menggunakan tutup botol tersebut. Dilakukan dengan tangan kanan dan kiri secara bergantian.
  • Bermain puzzle, lego atau block juga dapat meningkatkan konsentrasi dan memori anak. Kotak susu bekas dapat dibuat menjadi puzzle sederhana.
  • Menyusun balok bisa juga dilakukan. Menyusun balok secara horisontal ke atas maupun vertikal dalam bentuk barisan atau tower yang tinggi.
  • Berolahraga renang, karena berenang bisa menstimulasi indera sensoris, melatih konsentrasi, juga menstimulasi otak kanan dan kiri. Selain itu, sepak bola juga bisa melatih anak untuk menendang bola dengan lurus dan fokus mengarah ke gawang.
  • Melakukan kegiatan seni, misalnya menggambar, mewarnai atau bermain musik.

Menurut riset, anak dengan ADHD memiliki kesulitan kognitif yang akhirnya memengaruhi akademisnya seperti nilai yang rendah, dan bahkan harus mengulang kelas. Beberapa orang tua memutuskan untuk menempuh sistem home schooling agar mendapat pengajaran khusus. Namun, jika Anda memiliki anak dengan ADHD dan tetap ingin memasukkan anak Anda ke sekolah inklusi juga tidak masalah. Kabar baiknya, ADHD bisa ditangani dan dikelola dengan baik. Selain perlu terapi konseling dan obat-obatan, peran orang tua dan sekolah sangat penting dalam memberi pendidikan pada anak. Ikuti tips-tips berikut untuk membantunya tetap bisa belajar dengan baik di sekolah reguler.

  1. Pastikan Anak Anda Mendapatkan Tata laksana yang efektif

ADHD tidak bisa sembuh dengan hanya diobati. Butuh terapi dari psikolog, dokter anak, tim tumbuh kembang anak, dukungan keluarga, dan sekolah yang baik. Dengan perawatan yang terintegrasi maka anak bisa lebih seimbang dalam kesehariannya.

  1. Jangan Terlalu menuntut anak

Selalu ingatlah kalau anak Anda tidak dengan sengaja melupakan pekerjaan rumahnya atau mendapat nilai jelek dalam ujian. Jangan terlalu kritis terhadapnya karena ADHD membuatnya susah fokus dan menyelesaikan tugas yang tidak menarik baginya. Memaksanya belajar dan ‘berusaha lebih keras’ hanya akan membuatnya depresi dan merasa gagal.

  1. Bekerja sama dengan Para Guru dan Staf Sekolah Lainnya

Tingkatkan komunikasi dengan para guru dan staf sekolah mengenai kesulitan yang dihadapi si kecil dan cari tahu segala hal yang bisa dilakukan untuk membantunya di kelas. Misalnya, memberinya tempat duduk di paling depan dan jauh dari pintu atau jendela. Ini bisa membantu menjauhkan distraksi dan para guru juga akan lebih memerhatikan jika ia membutuhkan bantuan.

  1. Bentuk Rutinitas

Buatlah jadwal dan rutinitas yang bisa anak ikuti sehari-hari. Dari mulai sekolah, waktu bermain, mengerjakan tugas, sampai waktu makan. Di rumah, siapkan area khusus untuk mengerjakan PR, dan ciptakan jadwal untuk mengerjakan PR setiap harinya. Jangan lupa beri waktu istirahat 10-20 menit. Rutinitas adalah hal yang bisa membantu anak dengan ADHD lebih fokus. Anda juga bisa membuatkan kalender atau agenda yang membantunya mengingat tugas dan membuat prioritas. Ajari ia untuk mengorganisir tugas dan mengelola waktu.

  1. Tetapkan Aturan

Sangat penting untuk anak dengan ADHD memiliki aturan yang jelas, ekspektasi, dan konsekuensi. Ketika si kecil mengikuti peraturan, Anda bisa memberinya reward. Imbalan di sini tidak melulu uang atau hadiah fisik, tapi bisa jadi buku, makan di luar, atau boleh bermain lebih lama dengan teman. Anda juga bisa menanyakan hadiah yang ia inginkan. Berikan juga pujian ketika ia berlaku baik. Anak dengan ADHD yang cenderung dikritik hanya akan membuatnya stres. Jadi sebaiknya mengimbanginya dengan pujian baik, bahkan jika ia melakukan hal yang menurut kita ‘normal’ namun sulit untuk anak dengan ADHD lakukan.

  1. Gunakan Alat Bantuan

Benda seperti fidget spinner atau stress ball bisa membantu mereka berkonsentrasi. Mereka bisa membawanya ke sekolah dan menyimpannya di meja setiap saat.

  1. Jaga Asupan Makanan

Pola makan yang baik dapat membantu mengontrol perilaku hiperaktif. Sebaiknya, hindari pemberian makanan yang banyak mengandung gula, bahan pengawet, minuman dingin, dan pewarna makanan. Makanan-makanan seperti ini membuat energi anak semakin berlebih.

  1. Membantu Anak Mengelola Emosi

Seringkali anak akan merasa frustasi karena tidak bisa menyelesaikan tugasnya, karena diejek temannya, atau hal lainnya. Bantu anak untuk mengelola emosinya dengan cara yang menyenangkan, seperti melakukan beberapa teknik yoga bersamanya. Cara ini juga akan mengajarkannya teknik pernapasan untuk menenangkan diri.

  1. Analisis Kelebihan dan Kekurangan Anak

Anda mungkin merasa anak Anda memiliki banyak kekurangan, namun percayalah anak dengan ADHD juga memiliki kelebihannya sendiri. Bahkan biasanya anak dengan ADHD memiliki IQ lebih tinggi. Perhatikan hal yang paling disenangi anak Anda, serta mata pelajaran yang membuatnya paling menonjol. Lebih baik fokus dan beri motivasi pada hal yang paling ia senangi dibanding memaksanya berprestasi di bidang lain yang menyulitkannya. Kombinasi dari mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan anak, bisa menciptakan kesempatan untuk sukses, dan memberinya rasa optimisme serta rangsangan kegembiraan, sehingga menjadikannya sukses dan bahagia.

Sumber :

DALTA  OZORA (SEKOLAH ANAK AUTIS & SPECIAL NEEDS)

http://autismadiun.blogspot.com    E-mail: daltozora@gmail.com

WA. 0819615210

Have your say