Septears Rilis Lagu Kedua Berjudul “Teganya”: Tentang Luka yang Disandingkan dengan Bahagia

Pesona Moderato FM Madiun

Septears Rilis Lagu Kedua Berjudul “Teganya”: Tentang Luka yang Disandingkan dengan Bahagia

Setelah merilis lagu debutnya berjudul “Kamu Sudah Bosan?” pada bulan Mei lalu, Maria Tina Septiani alias Septears, solois asal Malang, kini kembali melanjutkan perjalanannya dengan lagu kedua berjudul “Teganya”. Berbeda dari lagu pertama yang bernuansa ringan, lagu kedua ini hadir dengan emosi yang lebih dalam, sebuah cerita perjalanan romantis yang berujung tragis.

 

“Teganya” adalah potret getir dari sebuah perpisahan yang tak hanya menyisakan duka, tetapi juga menyisakan ruang. Lagu ini terinspirasi dari kisah seseorang yang harus berdamai dengan perasaan sendiri, menyaksikan mantan kekasihnya menemukan cinta baru, sementara ia sendiri masih awam dengan luka.

 

“Ini bukan lagu tentang cemburu. Ini juga bukan lagu tentang kehilangan. Ini tentang bagaimana seseorang yang awam dengan luka, harus menyaksikan lukanya sendiri disandingkan dengan bahagia orang yang pernah dicintai. Sebuah narasi tentang ironi: ketika satu hati remuk, dan hati lainnya berseri,” ujar Septears tentang lagu terbarunya.

 

Namun, “Teganya” bukan sekadar tentang perasaan cinta dan kehilangan, bukan perkara takut ditinggalkan, melainkan pertanyaan yang lebih dalam: bagaimana mungkin kesedihan kita bisa disejajarkan dengan kebahagiaan orang lain? Terutama orang yang dulu pernah menjalani hari-hari paling berarti bersama kita. Seolah luka dan tawa itu bisa ditimbang dengan ukuran yang sama. Seolah perpisahan adalah transaksi yang adil.

 

Bertahun-tahun hanya tersimpan di voice memos, akhirnya Septears memutuskan untuk merekam dan mengembangkan lagu ini. Bersama dengan Decky Anugrah sebagai produser sekaligus arranger, mixing dan mastering dari Paraduta Record, dan dibantu oleh Ilham Nur Syuhada dan Ardin Alvy Arizky, ia meramu kerumitan emosi menjadi aransemen melodius. 

 

“Saya ingin menyoroti perasaan tak berdaya, amarah yang membara dalam diam, dan kesedihan yang tak punya tempat untuk pulang. Ada perasaan tidak adil yang kuat, seolah dunia terus berjalan tanpa memberi kesempatan untuk sembuh. Itu semua yang akan dibungkus dalam lagu ini,” tutur Septears.

 

Dari lagu ini, Septears berharap karyanya bisa menemukan pendengarnya, memeluk perasaan pendengar, terutama bagi mereka yang pernah merasakan luka. Lagu ini memberi ruang bagi rasa sakit itu untuk diakui, dirasakan, dan akhirnya dilepaskan, meski perlahan.

Have your say