Apa Itu Gangguan Fungsi Taktil Pada Individu?

Pesona Moderato FM Madiun

Apa Itu Gangguan Fungsi Taktil Pada Individu?

Ketika fungsi taktil ini terganggu, maka anak akan memperlihatkan perilaku yang berbeda, yaitu:

  • Cenderung tidak suka disentuh apalagi dipeluk, bahkan memukul. …
  • Sulit mencoba makanan yang baru atau tidak dikenalnya, kurang suka dengan makanan dengan tekstur tertentu, seperti kenyal, kental, atau licin. …
  • Kesulitan menyadari benda yang dipegangnya jatuh, kurang mampu mengenali benda yang dirabanya tanpa melihatnya terlebih dahulu. …

Kemampuan taktile merupakan salah satu masalah sensorik yang dialami oleh anak berkebutuhan khusus. Terapi integrasi sensorik digunakan sebagai terapi untuk anak-anak dengan masalah pemrosesan sensorik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyaring efektivitas terapi integrasi sensorik untuk meningkatkan kemampuan taktil anak autis.

Fungsi taktil Stimulasi taktil dalam perkembangan anak menjadi penting karena kemampuan meraba memiliki fungsi sebagai berikut: Pembeda rasa, yang mempersepsikan perbedaan benda keras, kasar, halus, lembut, licin, basah, kering. Perlindungan tubuh, seperti rasa nyeri, gatal, panas, dingin, tajam, sedih, dan takut.

Desain penelitian eksperimen pengobatan berulang digunakan dalam penelitian ini. Subjek penelitian ini terdiri dari 6 anak dengan gangguan sensorik taktil. Pengukuran terapi integrasi sensorik dilakukan dengan observasi langsung bahwa ketika anak diberikan mainan dan alat belajar. Hasil sejauh ini menunjukkan ada perbedaan kemampuan taktil sebelum dan sesudah terapi. Anak-anak autis yang telah menghadiri terapi memiliki peningkatan kemampuan taktil.

Penelitian ini berimplikasi pada terapi dan orang tua untuk memberikan terapi integrasi sensorik bagi anak-anak dengan kemampuan taktil rendah. Terapi sensori integrasi, sebagai bentuk terapi okupasi, mulai populer diberikan untuk tata laksana anak dengan berbagai gangguan perkembangan, belajar, maupun perilaku. Namun dasar teori, bentuk gangguan pemrosesan sensori, dan efektivitas terapi umumnya belum diketahui secara luas di kalangan dokter spesialis anak.

Bukti sahih tentang manfaat terapi sensori integrasi untuk tata laksana anak dengan gangguan spesifik memungkinkan aplikasi dan pemberian edukasi pada keluarga pasien secara lebih optimal. Perilaku berbasis sensorik abnormal adalah fitur yang menentukan gangguan spektrum autisme (ASD). Dr. A. Jean Ayres adalah terapis okupasi pertama yang mengkonseptualisasikan teori dan terapi Integrasi Sensorik (SI) untuk mengatasi defisit ini. Karyanya didasarkan pada pengetahuan neurologis tahun 1970-an. Sejak itu, kemajuan dalam teknik neuroimaging memungkinkan untuk lebih memahami area otak yang mungkin mendasari defisit pemrosesan sensorik pada ASD

Dalam pembahasan ini kami ada postulat yang diusulkan oleh Ayres (yaitu, pendaftaran, modulasi, motivasi) melalui literatur neuroimaging untuk tujuan ini, kami meninjau dasar-dasar saraf dari pemrosesan sensorik dan integrasi dalam ASD dengan memeriksa literatur tentang respons neurofisiologis terhadap rangsangan sensorik pada individu dengan ASD serta organisasi struktural dan jaringan menggunakan berbagai teknik neuroimaging.

Banyak aspek hipotesis Ayres tentang sifat gangguan ditemukan sangat konsisten dengan literatur saat ini tentang pemrosesan sensorik pada anak-anak dengan ASD tetapi ada beberapa perbedaan di berbagai teknik metodologis dan pengembangan ASD. Dengan karakterisasi tambahan, profil neurofisiologis pemrosesan sensorik dalam ASD dapat berfungsi sebagai biomarker yang berharga untuk diagnosis dan pemantauan intervensi terapeutik, seperti terapi SI.

 

Sumber: Dalta Ozora (Sekolah Anak Autis dan Special Needs)

SIDOMULYO RT 11/RW 3, KEC. SAWAHAN, KAB. MADIUN

MAYJEND. SUNGKONO NO 62 LANTAI 2, MADIUN  0819615210

Have your say