Program Son Rise untuk Pengembangan Bahasa Anak Autis

Pesona Moderato FM Madiun

Program Son Rise untuk Pengembangan Bahasa Anak Autis

Ada berbagai pendekatan untuk pengembangan bahasa anak autis. Salah satunya adalah menggunakan program son-rise. Program ini diperuntukan untuk balita. Keberhasilan program ini tergantung pada,

  1. Kesediaan menerima anak seperti adanya
  2. Kemampuan membina hubungan yang baik dengan anak
  3. Penuh inisiatif dan kreatifitas dalam menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan anak

Menurut  Maret;at (2015;140), anak sudah memiliki perbendaharaan yang terdiri dari kata kerja dan kata benda sejak usia 12 bulan. Perkembangan bicara anak akan semakin banyak seiring perkembangan usianya, menuju kalimat yang lebih kompleks. Sehingga pada usia 46 bulan sudah mampu menggabungkan dua kalimat atau lebih, anak yang berasal dari kelompok sosial ekonomi yang tinggi biasanya akan menggunakan kalimat yang lebih panjang dan lengkap dibandingkan anak yang biasa atau yang mengalami gangguan.

Anak penyandang autisme yang mengalami deficit dalam hal komunikasi mempunyai gaya belajar visual learner. Selain itu memikili gaya belajar hands on learner, dimana anak senang mencoba-coba dan biasanya mendapatkan pengetahuan melalui pengalaman. Salah satu metode yang digunakan adalah son rise dengan media interaktif storybook. Son rise memikili suatu prinsip anak sebagai pemimpin. Menurut Wiliam and Bryn (2017:3), program son rise bermanfaat untuk memperbaiki hubungan sosial, melalui 4 tahap dasar sosialisasi, yaitu :

  1. Perhatian interaktif
  2. Kontak mata
  3. Komunikasi verbal dan non verbal
  4. Serta fleskibilitas

Son rise adalah program berbasis rumah untuk anak dengan gangguan spektruam autisme, yang dikembangkan oleh Barry Kaufman dan Samahria Lyte Kaufman untuk putra mereka Raun. Dalam metode ini, peran lingkungan dalam perhatian dan keterlibatan bersama dianggap sebagai ketrampilan yang sangat penting, yang dapat mendorong perkembangan bahasa anak mejadi lebih baik.

Pengembangan bahasa pada anak ASD juga bisa menggunakan pendekatan humanistik. Hal ini karena kurangnya motivasi pada ASD untuk mempelajari hal yang baru, lebih tertarik untuk menstimulasi dirinya sendiri. Pada metode pengajarannya terapist son rise tidak mencoba menghentikan perilaku “negatif” anak, namun justru malah “joining” atau bergabung dalam perilaku berulang mereka. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan hubungan anatar terapist dengan anak.

Sumber :

DALTA OZORA

SEKOLAH ANAK AUTIS & SPECIAL NEEDS

SIDOMULYO RT 11/RW 3, KEC. SAWAHAN, KAB. MADIUN

MAYJEND. SUNGKONO NO 62 LANTAI 2, MADIUN  0819615210

Have your say