Yuukkk Kenali Gangguan Berbahasa Ekspresif Pada Anak

Pesona Moderato FM Madiun

Yuukkk Kenali Gangguan Berbahasa Ekspresif Pada Anak

Berbicara adalah kemampuan utama yang harus dimiliki oleh setiap individu untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain. Banyak orangtua yang cenderung kurang memiliki kekhawatiran apabila anaknya belum lancar berbicara dibandingkan anak lain yang seusianya. Mereka menganggap bahwa keterlambatan bicara adalah sesuatu yang wajar, terutama jika ada anggota keluarga yang dahulu juga mengalami keterlambatan. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa anak yang terlambat bicara dipengaruhi oleh lima faktor, yaitu adanya hambatan didalam pendengaran, hambatan perkembangan pada otak yang menguasai kemampuan oral-motor, masalah keturunan, masalah pembelajaran dan komunikasi dengan orangtua serta juga dapat dikarenakan faktor televisi. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif terhadap satu anak berusia 4 tahun sehingga dikatakan sebagai penelitian studi kasus.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa gangguan bahasa yang dialami dikarenakan faktor televisi dan komunikasi sehari-hari yang dilakukan di dalam keluarga Ketika seorang anak memiliki kesulitan dalam memahami orang lain atau sulit mengekspresikan perasaan, anak tersebut mungkin memiliki gangguan bahasa. Gangguan bahasa dapat berupa gangguan bahasa reseptif dan ekspresif. Untuk mengenali apakah anak Anda memiliki gangguan bahasa reseptif atau gangguan bahasa ekspresif, penting untuk memahami perbedaan bahasa reseptif dan ekspresif.

Bahasa Reseptif

Bahasa Reseptif adalah kemampuan untuk memahami bahasa lisan yang didengar atau dibaca. Kemampuan ini bersifat sebagai input atau masukan. Contohnya yaitu saat anak mendengarkan dan mengikuti instruksi seperti “Ayo mandi”. Ini adalah keterampilan bahasa reseptif anak.Dalam tumbuh kembang anak secara umum, anak-anak dapat memahami bahasa sebelum mereka dapat mengomunikasikannya. Input dulu, Output kemudian:

  • Mendengar -> Berbicara
  • Membaca -> Menulis

Anak-anak yang tidak dapat memahami bahasa mungkin memiliki gangguan bahasa reseptif.

  • Sulit mengikuti arahan
  • Sulit memahami apa arti gerakan tubuh
  • Sulit menjawab pertanyaank
  • Sulit mengenali objek dan gambar
  • Sulit memahami bacaan
  • Sulit memahami sebuah cerita’

Bahasa Ekspresif

Bahasa Ekspresif adalah kemampuan untuk mengekspresikan keinginan dan kebutuhan melalui komunikasi verbal atau nonverbal. Kemampuan ini bersifat sebagai output atau keluaran. Ini adalah kemampuan merangkai pemikiran dan menyusunnya ke dalam kalimat yang masuk akal. Anak-anak memang belum dituntut untuk  bertata bahasa secara benar, namun kita dapat mengenali urutan kata-kata dan maksudnya. Anak yang mengalami kesulitan mengomunikasikan keinginan dan kebutuhan mereka kemungkinan mengalami gangguan bahasa ekspresif.  Misalnya adalah saat mereka tidak dapat memberi tahu kalau lapar atau perlu ke kamar mandi.

Anak-anak yang kesulitan mengekspresikan bahasa biasanya:

  • Sulit bertanya
  • Sulit memberi nama objek
  • Jarang menggunakan bahasa tubuh atau gerakan ekspresi
  • Jarang menggunakan ekspresi wajah
  • Jarang berkomentar
  • Penggunaan kosa kata yang sedikit
  • Penggunaan aturan tata bahasa yang kurang baik
  • Penggunaan kata atau kalimat yang tidak memiliki makna jelas

Setelah memahami perbedaan bahasa reseptif dan ekspresif, Anda dapat mengenali apakah tumbuh kembang anak Anda dalam hal wicara sudah sesuai atau memiliki kesulitan.  Tapi perlu diingat jangan mendiagnosa sendiri. Anda tetap memerlukan bantuan ahli seperti dokter anak atau terapis.

Tanda-tanda yang bisa dilihat antara lain:

  • Hanya bisa mengucapkan beberapa kata saja bahkan ada yang tak bisa sama sekali di usia 2 tahun.
  • Tidak mampu mengekspresikan kata majemuk atau gabungan 2 kata di usia 3 tahun.
  • Kosa kata terbatas.
  • Sulit memilih dan mengganti kata yang tepat.
  • Terkadang memendekkan ucapan yang panjang.
  • Kalimat tidak sempurna, kadang kehilangan awalan atau akhiran.
  • Salah menggunakan tata bahasa seperti kata penghubung, kata ganti dan kata kerja.

Umumnya penyebab gangguan bahasa ekspresif ini berkaitan dengan pusat perkembangan bahasa anak dan karena genetik. Tidak hanya faktor keturunan, tetapi juga adanya mutasi gen yang terjadi selama tumbuh-kembang anak. Akibat dari anak yang tidak bisa mengungkapkan perasaan secara verbal adalah seringkali ia mengalami tantrum parah dan memengaruhi prestasi akademiknya. Terlambat bicara juga merupakan gejala dari beberapa kelainan seperti disabilitas intelektual, austism spectrum disorder (ASD), Attencion Deficit & Hyperactivity Disorder (ADHD), gangguan perkembangan koordinasi, gangguan pendengaran dan lain-lain. “Jalan keluar untuk anak yang mengalami delayed speech adalah dengan terapi wicara. Makin sering makin baik, namun biasanya dijadwalkan 2 kali seminggu. Orangtua juga harus memberi stimulasi secara intens, misalnya dengan banyak mengajak anak bicara, membacakan buku, bermain bersama anak.

Sumber:

D A L T A    O Z O R A

SEKOLAH ANAK AUTIS & SPECIAL NEEDS

SIDOMULYO RT 11/RW 3, KEC. SAWAHAN, KAB. MADIUN

MAYJEND. SUNGKONO NO 62 LANTAI 2, MADIUN  0819615210

http://autismadiun.blogspot.com

Have your say